top of page

Apa itu Kopi Bubuk? Bagaimana Proses Pembuatannya?

Kopi bubuk merupakan hasil penggilingan atau penumbukan biji kopi yang telah disangrai hingga berbentuk serbuk halus. Untuk menikmati minuman kopi, biji kopi perlu melalui berbagai proses sehingga menjadi bubuk yang nantinya bisa di seduh dan dinikmati.



kopi bubuk


Bagi sebagian pecinta kopi, mungkin mereka kurang memahami proses lengkap dari awal hingga akhir dalam pembuatan kopi bubuk yang siap diseduh. Jik Anda penasaran proses pembuatan kopi bubuk, yuk simak penjelasan yang akan kami uraikan di bawah ini!


Apa itu Kopi Bubuk?


Kopi bubuk adalah hasil dari biji kopi yang telah melalui proses sangrai, digiling, atau ditumbuk hingga membentuk serbuk halus. Sebelum diolah menjadi minuman, biji kopi harus melalui proses roasting terlebih dahulu. 



Cita rasa kopi yang dihasilkan akan bergantung pada jenis biji kopi, metode pengolahan, tingkat sangrai, penggilingan, penyimpanan, dan cara penyeduhan yang digunakan. Cara pengolahan di pabrik-pabrik pada akhirnya akan menentukan cita rasa kopi.


Proses sangrai biji kopi akan mengubah secara kimiawi kandungan-kandungan dalam biji kopi,  menyebabkan berkurangnya bobot, perubahan ukuran, dan perubahan warna. Perubahan kimia yang terjadi selama proses sangrai biji kopi adalah kunci dari cita rasa yang lezat.



 Proses Pembuatan Kopi Bubuk


Dalam pembuatan kopi bubuk, bahan baku utama yang digunakan adalah biji kopi. Untuk membuat kopi bubuk siap seduh, biji kopi harus diolah melalui beberapa tahapan. Berikut adalah langkah-langkah produksi kopi bubuk:


1. Panen


Pemanenan kopi melibatkan penggunaan sistem petik dan penyortiran buah hijau. Buah merah dipetik secara selektif dari pohon, sementara buah hijau yang sudah dipetik dipisahkan secara manual dari buah merah. Tujuan dari penyortiran adalah untuk memilih biji yang berkualitas, terutama dari segi citarasa.


Proses penyortiran buah merah dapat dilakukan dalam sebuah bak yang berisi air. Di dalam bak ini, biji kopi diaduk sehingga buah yang penuh akan tenggelam ke bawah, sedangkan yang ringan akan mengapung di permukaan air. Buah kopi yang tidak penuh karena terkena hama akan mengambang dan harus dipisahkan untuk diproses secara terpisah.


2. Pengupasan Kulit Buah


Setelah pemanenan, langkah berikutnya adalah proses pengolahan semi basah dimulai dengan mengupas kulit buah kopi menggunakan mesin pengupas (pulper). Biasanya, proses pengupasan buah kopi dilakukan dengan menyemprotkan air ke dalam silinder bersama-sama dengan buah yang akan dikupas. 

 

Aliran air bertujuan untuk membantu mekanisme pengaliran buah kopi di dalam silinder serta membersihkan lapisan lendir. Selain itu, air juga membantu mengurangi tekanan geseran silinder terhadap buah kopi, sehingga kulitnya tetap utuh dan tidak pecah.


3. Fermentasi


Setelah pengupasan kulit buah, fermentasi dilakukan untuk membantu melepaskan lapisan lendir yang menutupi biji kopi yang keluar dari mesin pulper. Fermentasi ini bertujuan untuk menguraikan lendir, sehingga biji kopi menjadi lebih mudah dicuci. Lendir yang menempel pada kulit dapat menyebabkan risiko kerusakan cita rasa. Lendir mengandung enzim yang dapat menghidrolisa dan mendegradasi pektin.


Biji kopi yang telah dikupas atau dicuci dalam proses olah basah ditempatkan di tangki fermentasi besar selama 24-36 jam, tergantung suhu, lapisan lendir, dan konsentrasi enzim. Fermentasi dianggap selesai ketika permukaan biji kopi menjadi lebih kasar dan kehilangan tekstur halusnya.


Selama fermentasi, kandungan pektin pada lendir biji kopi berkurang karena lingkungan fermentasi menjadi asam. Hal ini disebabkan oleh degradasi pektin menjadi asam pektat. Penurunan kandungan pektin pada biji kopi memudahkan pembersihan lendir, pencucian, dan pengeringan, serta mempermudah pelepasan kulit tanduk dari biji kopi.


4. Pencucian dan Pengeringan


Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan residu lendir yang berasal dari fermentasi yang masih menempel pada kulit biji kopi. Terdapat dua jenis mesin pencuci, yakni tipe batch dan tipe kontinyu. Setelah dicuci, biji kopi dikeringkan untuk mengurangi kadar air dari dalam biji kopi yang semula berkisar antara 60 hingga 65 persen menjadi 12 hingga 16 persen. Proses pengeringan dapat dilakukan menggunakan mesin pengering, melalui penjemuran, atau kombinasi kedua metode tersebut.


5. Pengupasan Kulit Gabah Kopi


Setelah proses pencucian dan pengeringan, biji kopi sebaiknya didiamkan selama maksimal 24 jam untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan sebelum digiling. Proses pengupasan kulit gabah kopi berfungsi untuk memisahkan biji kopi yang sudah kering dari kulit tanduk dan kulit ari. Di dalam mesin huller, biji kopi dihimpit dan diremas sehingga kulit tanduk serta kulit ari terlepas dari biji kopi.


Kulit yang terpisah dari biji kemudian dikeluarkan dari mesin, meninggalkan biji kopi yang bersih. Biji kopi yang keluar dari huller merupakan kopi beras yang siap untuk disortasi dan diklasifikasikan kualitasnya.


Kopi beras juga perlu disortasi secara fisik berdasarkan ukuran dan cacat bijinya. Proses sortasi ini juga bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari kotoran-kotoran non-kopi seperti serpihan daun, kayu, atau kulit kopi. Pemisahan berdasarkan ukuran dapat dilakukan dengan menggunakan ayakan mekanis atau metode manual. Setelah disortasi, biji kopi dikemas dalam karung goni. 


6. Proses Pengolahan Kopi Bubuk


a. Penyangraian (Roasting)


Kunci utama dari proses produksi kopi bubuk adalah penyangraian. Tahap ini sangat penting untuk membentuk aroma dan citarasa khas dalam biji kopi melalui perlakuan panas. Biji kopi mengandung banyak senyawa organik yang berperan dalam membentuk cita rasa dan aroma khas kopi.


Waktu penyangraian disesuaikan dengan warna biji kopi selama penyangraian, yang dikenal sebagai derajat sangrai. Semakin lama waktu sangrai, warna biji kopi cenderung menjadi cokelat tua hingga kehitaman.


Roasting adalah proses penyangraian biji kopi yang melibatkan pengaturan waktu dan suhu, sehingga mengakibatkan perubahan kimiawi yang signifikan. Proses ini mengakibatkan hilangnya berat kering, termasuk gas dan produk volatil pirolisis lainnya yang berperan penting dalam menentukan cita rasa kopi. Kehilangan berat kering berhubungan erat dengan suhu penyangraian.


Berdasarkan suhu yang digunakan, kopi sangrai dapat dibedakan menjadi tiga tingkat yaitu light roast, medium roast, dan dark roast. Kisaran suhu sangrai untuk light roast adalah antara 190°C hingga 195°C. Sementara untuk medium roast berada di atas 200°C, dan dark roast di atas 205°C.


b. Pendinginan Biji Kopi Sangrai


Proses pendinginan biji kopi yang telah disangrai sangat penting untuk dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah pemanasan berkelanjutan yang dapat mengubah warna, rasa, volume, atau tingkat kematangan biji yang diinginkan. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendinginkan biji kopi adalah dengan menggunakan kipas atau meletakkannya pada permukaan datar.


Setelah proses sangrai selesai, biji kopi harus segera didinginkan di dalam bak pendingin. Pendinginan yang tidak cukup cepat dapat menyebabkan penyangraian berlanjut, sehingga biji kopi menjadi terlalu gosong (over roasted). Selama pendinginan, biji kopi diaduk secara manual agar pendinginan berlangsung lebih cepat dan merata. Proses ini juga membantu memisahkan sisa kulit ari yang terlepas dari biji kopi saat proses sangrai.


c. Penghalusan/Penggilingan Biji Kopi Sangrai


Biji kopi sangrai digiling menggunakan mesin penggiling hingga diperoleh kopi bubuk dengan ukuran partikel tertentu. Kopi bubuk memiliki luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan biji kopi utuh, sehingga senyawa pembentuk rasa dan senyawa penyegar lebih mudah larut dalam air seduhan.


Penggilingan adalah proses menghaluskan biji kopi yang telah disangrai untuk menghasilkan kopi bubuk dengan ukuran partikel maksimal 75 mesh. Ukuran partikel kopi bubuk ini mempengaruhi rasa dan aroma kopi.


Penggilingan biji kopi membuka atau membongkar bagian dalam biji kopi, sehingga memaksimalkan proses ekstraksi. Ukuran partikel yang umum digunakan adalah kasar (coarse), sedang (medium), dan halus (fine).


Untuk pilihan ukuran partikel ditentukan oleh metode penyeduhan yang akan digunakan. Partikel halus (fine) cocok untuk proses ekstraksi yang lebih cepat, sementara partikel kasar (coarse) lebih sesuai untuk metode penyeduhan dengan waktu ekstraksi yang lebih lama.


Buat Kopi Bubuk dengan Merek Anda Sendiri


Jika Anda tertarik dalam menjalankan bisnis kopi bubuk, Anda dapat bermitra dengan PT. Bumi Boga Laksmi (BBL) yang merupakan Pabrik Kopi yang telah mempunyai sertifikasi ISO 22000 Certified Roastery.


Kami memiliki kapasitas produksi harian sebesar 17 ton biji kopi sangrai berkualitas. Kami menawarkan berbagai produk kopi seperti Raw Green Beans, Kopi Drip Bag, Roasted Coffee Beans Arabica dan Robusta.  Selain itu, kami juga menawarkan layanan OEM/Jasa Maklon untuk produk kopi bubuk, kopi 2-in-1, dan 3-in-1, serta biji kopi panggang untuk coffee shop, hotel, dan restoran.


Bumi Boga Laksmi siap menjadi mitra bisnis kopi Anda dengan menyediakan produk kopi yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis kopi Anda. Mulai dari memperoleh biji kopi hingga memastikan proses sangrai yang konsisten dan menghasilkan produk kopi siap jual, Bumi Boga Laksmi siap memberdayakan bisnis kopi Anda!



Comments


bottom of page